Majene,Kabarbarunusantara.com-Nasib Sekolah Dasar Negeri 13 sulai Desa sulai Kecamatan Ulumanda sangat memiluh,
kerusakan ruang kelas Akibat gempa. Sudah dua tahun berlangsung Potret buram dunia pendidikan masih kerap ditemui di sejumlah daerah, tak terkecuali di desa sulai dan Mosso Desa Lombong Timur
Banyak gedung sekolah di dua Kecamatan yang dilanda gempah belum ada perbaikan secara serius.kasus yang selalu menyita perhatian publik, sehingga mengguga perhatian dari awak media, untuk melakukan investigasi di lapangan untuk membuktikan bahwa dunia pendidikan di bumi Assamalewuang belum tuntas secara permanen.
Kondisi ini tentunya sangat miris, mengingat sekolah yang notabene sebagai tempat menimba ilmu, justru dianggap sebagai tempat yang mengancam kenyamanan,
kurang reverenstatip sebagai ruang belajar.
Seperti yang dialami murid di sebuah SDN 13 sulai desa sulai Kecamatan ulumanda, yang diduga belum ada perhatian serius untuk ada perbaikan.
sejumlah permasalahan gedung sekolah belum dibangun kembali pasca sesudah gempa dua tahun lalu.Ruang tempat untuk belajar belum ada,kondisi ini menyebabkan murid-murid terpaksa belajar di bawa tenda dengan ruang terbuka.
Pembangunan gedung SDN 13 Sulai sampai saat ini belum ada dalam renja APBD tahun 2023.
Selain itu,untuk fasilitas penunjang, seperti meja dan kursi, banyak yang sudah rusak sehingga proses belajar mengajar terpaksa dilakukan di lantai.
Selama kegiatan belajar berlangsung, siswa harus sering menunduk saat menulis. Bahkan tak jarang siswa memilih tengkurap jika merasa sudah pegal.Kondisi ini dinilai cukup mengganggu konsentrasi murid selama poses belajar. Akibatnya, mereka menjadi tidak maksimal dalam menyerap pelajaran.
Akibatnya kwlitas murid di sekolah belum bisa mencapai target.Orang tua murid<span;> sangat khawatir sekali akan keamanan dan keselamatan anak didik kami, apalagi di tengah kondisi cuaca yang tak menentu, bahkan sedikit ekstrim pada akhir-akhir ini.
“Sulaeman anggota Komite SDN 13 Sulai ketika di temui di tempat mengatakan,apabila hujan cukup deras, air hujan akan masuk ke ruang kelas, yang kemudian jadi banjir. Tapi yang lebih kami takutkan lagi adalah bila angin kencang, kami khawatir atapnya akan ambruk, apalagi saat ini penopangnya hanya menggunakan beberapa batang bambu saja,” jelasnya.
“Dengan demikian, saya harap adanya perhatian dari pemerintah, untuk segera merenovasi sekolah ini,” harapnya.
Penulis: Wahid Halapir.