Kesehatan
MAJENE, || KBN. COM– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene tengah menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan keuangan.
Hutang obat rumah sakit ini dilaporkan mencapai Rp 16 miliar, sebuah angka yang cukup besar dan berdampak langsung pada layanan kesehatan bagi masyarakat.
Kabar ini dikonfirmasi oleh Plt Direktur RSUD Majene, dr. Musadri Amir Abdullah, atau yang akrab disapa dr. Aco. Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp pada Jumat, 28 Februari 2025. Ia membenarkan bahwa hasil laporan sementara yang direviu oleh inspektorat menunjukkan angka tersebut.
“Hasil laporan sementara yang direviu inspektorat kira-kira segitu, Pak,” tulisnya dalam pesan singkat kepada wartawan.
Akibat utang yang menumpuk, sejumlah vendor obat memilih untuk menunda atau bahkan menghentikan suplai obat ke RSUD Majene.
Imbasnya, pada akhir tahun 2024, banyak pasien dan keluarganya harus merogoh kocek sendiri untuk membeli obat di apotek luar rumah sakit.
Meski demikian, dr. Aco memastikan bahwa pihak rumah sakit telah melakukan penggantian biaya pembelian obat bagi pasien yang terdampak.
“Bulan 12 (Desember 2024), seperti itu kondisinya, tapi kami bayar pergantian untuk pasien beli obat,” jelasnya.
Guna mengatasi persoalan ini, pihak RSUD Majene akan menerapkan berbagai langkah efisiensi, terutama dalam penggunaan obat.
dr. Aco menegaskan bahwa pemberian obat akan lebih selektif, disesuaikan dengan kebutuhan pasien yang sifatnya mendesak.“Insya Allah akan stabil kebutuhan obat,”ujarnya optimis.
Saat ditanya mengenai ketersediaan vendor yang bersedia kembali menyuplai obat ke RSUD Majene, dr. Aco mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada beberapa yang bersedia bekerja sama, meskipun belum sepenuhnya normal.
“Untuk itu sementara belum semua, karena sekarang harus kami hitung kemampuan RS dan berdasarkan yang tadi urgent dan penting,” tambahnya.
Meskipun tantangan besar masih membayangi, pihak RSUD Majene tetap optimis bahwa masalah ini bisa terselesaikan. dr. Aco menargetkan seluruh hutang obat bisa lunas paling lambat tahun 2026.
“Berdoa dan ikhtiar, saya kira paling lambat tahun depan,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah efisiensi yang diterapkan, diharapkan RSUD Majene dapat kembali beroperasi secara optimal dan memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat tanpa terkendala masalah finansial.**
(Wid/red)