Majene,KBN.Com-Adat Kerajaan Sendana Dalam rangka pelaksanaan Program pengembangan Sejarah lokal Provinsi,Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Provinsi
Sulawesi Barat bekerja sama dengan event organizer CV. Prima utama sulbar akan melaksanakan kegiatan Pengukuhan Lembaga Adat Kerajaan Sendana Kabupaten Majene,
Masruk,S.Sos,M.Sos Anak Pattola Sendana Mengatakan,Pengukuhan Lembaga Adat Sendana semestinya dalam pelaksanaan harus melibatkan semua pemangku kepentingan adat Sendana,direktur CV Prima, “Pasbir semestinya merangkul seluruh unsur Pemanku Adat,sebap Kerajaan Sendana merupakan sebuah kerajaan Suku Mandar yang terletak di wilayah persekutuan Pitu ” Baqbana Binanga dan perjanjian ” Bocco Tallu,” Gunung Sendana, juga dikenal sebagai Buttu Sendana, dan merupakan tempat berdirinya kerajaan Sendana,Terletak di Desa Puttada, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene.” ujar Masruk, kepada Media KBN,Com sabtu 1 Juni 2024.
” Menurut dia,Seiring masa berkembangnya waktu dari masa ke masa, di Kerajaan Sendana terjadi transisi pusat kepemimpinan.Transisi pusat kepemimpinan inilah yang menjadi perhatian khusus
dari latar belakang masalah bagi kalangan masyarakat Sendana, terutama keturunan generasi pemuda raja Sendana yang menilai Kerajaan Sendana sudah tidak ada setelah beralih kepemimpinan. Permasalahan mendasar masalah ini adalah menegaskan prinsip dasar yang mendasari tradisi peresmian Kerajaan Sendana dan menentukan bagaimana model proses komunikasi untuk kegiatan pengukuhan lembaga adat, apa lagi kegiatan ini bernuansa Politik,pengukuhan digelar sabtu, 01 Juni 2024 pukul 08.00 wita,tempat gedung olahraga Somba Kecamatam Sendana” ungkap Masruk.
Lanjutnya,Kegiatan Pengukuhan Lembaga Adat Kerajaan Sendana
Kabupaten Majene perlu kajian mendalam secara akdemisi,di
dalam tatanam masyarakat
Sendana pada umumnya, juga memahami serangkaian adat istiadat yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan.Kami dari” Ana’ Pattola sangat menyesalkan dengan terlaksananya Pengukuhan Lembaga Adat sendana.
“Selain itu,Masyarakat Sendana menganggap peresmian
lembaga-lembaga adat kerajaan Sendana sebagai hal yang sakral.
Sekaitan dengan kegiatan pengukuhan lembaga adat kerajaan Sendana perlu, melibatkan pemangku adat di Sendana, salah satunya adalah Mara’dia Paminggalan Sendana dan Ana’ Pattola Sendana. Pemangku Mara’dia,Paminggalan
” Muh. Dardi Harun Dolla,” berhak mengambil keputusan
sesuai dengan adat istiadat atau
O Dziadza O biasa. “Penuturan mara’dia Paminggalan.namin mereka tidak terlibat bahkan, sama sekali tidak mengetahui adanya kegiatan pengukuhan lembaga adat di Sendana, dan baru kali ini ada kejadian aneh dalam pengukuhan lembaga kerajaan,” kata Anak Pattola,
apalagi diadakan di tempat yang tidak lazim bagi anak-anak penerus kerajaan Sendana.Mengingat peresmian Lembaga Adat Kerajaan Sendana memerlukan peninjauan kembali sesuai dengan adat istiadat, maka saya sebagai Anak
Pattola Sendana mencermati sudut pandang mara’dia Paminggalan yang perlu mendapat perhatian. Pembentukan Lembaga Adat Kerajaan Sendana bertentangan dengan pendapat saya sebagai Ana’ Pattola. Maka dari itu, sebagai masukan bagi pemangku kepentingan, stakeholder, kegiatan pengukuhan ini harus melibatkan komunikasi dialogis demi mandar,meminta untuk peninjauan kembali, sesuai dengan adat istiadat, maka saya sebagai Ana’ Pattola Sendana mencermati dari sudut pandang mara’dia Paminggalan yang perlu mendapat perhatian. Pembentukan Lembaga Adat Kerajaan Sendana bertentangan dengan pendapat saya sebagai Ana’ Pattola. Maka dari itu,
sebagai masukan bagi pemangku kepentingan, stakeholder, kegiatan pengukuhan ini harus melibatkan
komunikasi dialogis demi menjalin kerukunan antara pemangku adat dan masyarakat Sendana,” tegas Masruk.****
Penulis : Masruq, S.Sos.,M.Sos
Jabatan : Akademisi dan Ana’ Pattola Sendana